Spiga

Alzier Minta Hak Politik Dipulihkan

Jakarta, Kompas - Alzier Dianie Thabranie meminta Departemen Dalam Negeri untuk memulihkan hak politiknya sebagai Gubernur Lampung terpilih, karena putusan Mahkamah Agung telah memenangkan dirinya. Namun hingga kini Depdagri belum memutuskan dengan alasan belum menerima salinan putusan MA.

”Semua proses kedaulatan rakyat sudah berjalan dengan baik dan saya terpilih. Kemudian MA memenangkan saya. Jadi hak politik saya harus dikembalikan,” kata Alzier saat dihubungi lewat telepon, Selasa (5/7).

Menurut Alzier, sebagai warga negara dirinya berhak menuntut penegakan hukum. ”Saya menunggu pemerintah melaksanakan putusan MA. Kalau tidak, saya akan bicara dengan penasihat hukum,” ujarnya.

Sebuah sumber di MA mengatakan, tiga poin amar putusan atas kasasi Depdagri menyebutkan dua Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 161.27-598 dan SK Mendagri Nomor 121.27/1.989/SJ tentang pembatalan pemilihan Gubernur Lampung Alzier Dianie Thabranie tidak sah, menolak gugatan selebihnya dan tidak mengabulkan obyek sengketa.

Dalam pertimbangan hukumnya menyatakan, Alzier belum dilantik sehingga SK pelantikan belum ada. Selain itu, Alzier juga terkena sandungan hukum meski tidak terbukti, dan di Lampung saat ini sudah ada gubernur definitif. Alzier juga bisa melakukan tuntutan ganti rugi dengan nilai maksimal Rp 5 juta.

Ketua Muda MA Bidang Urusan Peradilan Tata Usaha Negara Paulus Effendi Lotulung menegaskan, putusan MA terhadap Alzier Dianie Thabranie sudah selesai. Soal apakah Alzier bisa diangkat kembali sebagai Gubernur Lampung, keputusan selanjutnya terserah Presiden.

Alasannya, putusan majelis hakim kasasi MA hanya membatalkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 161.27-598 dan SK Mendagri Nomor 121.27/1.989/SJ tentang pembatalan pemilihan Gubernur Lampung Alzier Dianie Thabranie, tetapi permintaan Alzier supaya diangkat kembali menjadi gubernur ditolak hakim.

”Jadi terserah pada Presiden. Tetapi hakim tidak memerintahkan kepada menteri untuk mengeluarkan SK baru sebab keadaan sudah berubah, sudah diadakan pemilihan gubernur baru dan sebagainya. Dalam hukum administrasi begitu,” ujarnya ketika dihubungi, Selasa.

Soal peluang bagi Alzier untuk memperkarakan putusan MA itu, apabila hak politiknya tidak dipulihkan, menurut Lotulung bisa saja yaitu lewat permohonan peninjauan kembali (PK). Namun, Mendagri pun bisa mengajukan PK. (SON/(VIN/SIE)

Selengkapnya.....

Sjachroedin dan Alzier Daftar Diantar Pendukung

BANDAR LAMPUNG - Dua tokoh politik utama di Lampung, Sjachroedin ZP dan M Alzier Dianis Thabranie secara resmi mendaftarkan diri untuk mengikuti Pemilihan Gubernur (PiIgub) Lampung 2008 ke KPU Lampung, Rabu (28/5/2008)

Usai mendaftar, bersama pasangannya Bambang Sudibyo, Alzier mendeklarasikan pencalonannya di Graha Wangsa, Bandar Lampung. Sjachroedin merupakan gubernur incumbent yang juga ketua DPD PDI�Perjuangan Lampung.

Sedangkan Alzier adalah ketua DPD�I Partai Golkar Lampung yang sempat memenangkan pemilihan gubernur pada tahun 2002 namun tidak pernah dilantik..

Alzier dan Bambang datang ke KPU sekitar pukul 10.00 WIB. Keduanya diantar puluhan pengurus dan kader tiga partai pengusung dan pendukung; Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Proses pendaftaran dan pemeriksaan berkas berlangsung sekitar 30 menit.

Kepada wartawan, Alzier mengatakan dirinya siap memajukan Lampung. "Nawaitu saya ikut Pilgub untuk membangun Lampung," katanya. "Untuk memimpin Lampung tidak bisa dengan mimpi-mimpi, tetapi harus konkret," imbuhnya.

Alzier juga menghimbau KPU tidak membiarkan adanya intervensi dari pihak pemerintah guna menjamin proses Pilgub berjalan dengan adil. "Saat ini indikasi intervensi itu banyak ditemukan di lapangan," tegas pria yang pernah menjabat ketua PDIP�Lampung Selatan ini. Tiga jam setelah Alzier, atau sekitar pukul 14.00 WIB giliran Sjachroedin yang mendaftar ke KPU.

Pensiunan polisi berpangkat terakhir komisaris jenderal ini berangkat dari rumah dinasnya (Mahan Agung) di Jalan Dr Susilo bersama calon wakil gubernur MS�Joko Umar Said dengan menumpang mobil berlogo PDIP Lampung BE 2161 BC. Sekitar seratus fungsionaris PDIP dan tujuh partai pendukung mengiringinya.

Di antara pengurus teras PDIP Lampung tampak Indra Bangsawan, SN Laila, Watoni Nurdin dan Tulus Purnomo. Tampak pula beberapa pejabat pemerintah provinsi Lampung seperti Sekretaris Provinsi Irham Jafar Lan Putra, Asisten II Djunaidi Djaya, Kepala Dinas Kehutanan Arinal Junaidi, Kepala Dinas Perkebunan Masdulhaq, Kepala Badan Kesbanglinmas Munjidi Asmarantaka, Kepala Dinas Infokom Adeham, dan Kepala Biro Keuangan Herman HN.

Usai mendaftar, Sjahroedin menegaskan, secara hukum dirinya baru resmi berhenti sebagai gubernur setelah ada keputusan Presiden (Keppres) yang menetapkan pemberhentiannya. Sebab, terus Sjachroedin, dirinya diangkat sebagai gubernur dengan Keppres, sehingga pemberhentiannya pun harus dengan Keppres, bukan cuma Surat Edaran Mendagri. "Saat ini saya masih terima gaji gubernur, baru berhenti terima gaji kalau sudah ada Keppres," jelasnya.

Meski begitu, terus Sjachroedin, sebagai wujud konsitensi atas pengunduran diri yang telah diajukannya, maka sejak kemarin, dia menyatakan non aktif sebagai gubernur. "Semua fasilitas sebagai gubernur, seperti rumah dan mobil dinas, juga saya lepas," lanjutnya. (Aji Aditya Junior/Trijaya/uky)
Selengkapnya.....

Alzier Kembali Mencalonkan Diri

TEMPO Interaktif, Bandar Lampung:Alzier Dianis Thabranie kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung periode 2009-2014. Alzier yang kini Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Lampung maju dalam pemilihan Gubernur Lampung yang akan digelar tahun 2008 mendatang melalui Partai Golkar.

"Saya kembali maju menjadi calon gubernur karena terdorong keinginan untuk menyejahterakan rakyat," kata Alzier sesaat setelah mendaftarkan diri pada Panitia Penjaringan Calon Gubernur di Kantor Golkar Lampung, Jumat (26/10).

Alzier adalah tokoh yang pernah terpilih sebagai Gubernur Lampung dalam sidang paripurna DPRD pada 30 Desember 2002. Namun Alzier yang dulu maju sebagai calon dari PDIP berpasangan dengan Ansyori Yunus tidak dilantik oleh Presiden Megawati. Alzier kemudian menjadi tahanan Mabes Polri dengan tuduhan melakukan tujuh tindak pidana, di antaranya korupsi pupuk di PT Pupuk Sriwijaya dan memalsukan ijazah. Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Bandar Lampung, kemudian memvonisnya hukuman sembilan bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun.

Alzier membantah bila pencalonan dirinya sebagai balas dendam atas kegagalannya menjadi gubernur. "Dulu saya tidak dilantik karena tidak direstui Presiden Megawati karena saya maju dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Karenanya saya dituduh melakukan berbagai tindak pidana, termasuk menggunakan ijazah palsu. Akibatnya meski dipilih mayoritas DPRD, saya tidak dilantik," ujarnya.

Putera mantan Wali Kota Bandar Lampung ini menambahkan, tekadnya maju menjadi gubernur juga karena melihat semua gubernur yang pernah memimpin Lampung gagal menyejahterakan rakyat. "Mereka semua gagal, termasuk gubernur yang sekarang," kata Alzier yang didampingi para pengurus Partai Golkar Lampung itu.

Soal calon wakil gubernur, Alzier sudah punya dua nama, yaitu Ghufron Aziz dan Ari Wibowo dari Partai Keadilan Sejahtera. "Pada awal November keputusan siapa nama yang saya pilih untuk mendampingi sebagai wakil gubernur akan ditetapkan," tegasnya.

Sebelumnya, sejumlah tokoh sudah mendaftarkan diri sebagai calon gubenur pada panitia penjaringan Partai Golkar, di antaranya tiga perwira TNI kelahiran Lampung, yaitu Mayjen (Purn) HM Ali Fathan, Mayjen Bambang Sudibyo, Laksda (Purn) Ichsan Sulistiyo. Selain itu pengacara Hendri Yosodiningrat dan Wakil Gubernur Lampung, Syamsurya Ryacudu, juga sudah mendaftarkan diri ke Partai Golkar sebagai calon gubernur.

Sementara Gubernur Lampung, Sjahroedin ZP, akan maju sebagai calon gubernur dari PDIP. Sjahroedin yang juga Ketua DPD PDIP Lampung sudah mendaftarkan diri pada panitia penjaringan calon Gubernur Lampung awal Oktober lalu.

Selengkapnya.....

Pustaka: 'Setengah Abad Alzier' Diluncurkan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Ketua DPD I Partai Golkar Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Kamis (8-11), meluncurkan buku berjudul Setengah Abad Alzier.

Sejumlah tokoh antara lain Farhat Abbas, Andy Achmad Sampurna Jaya, dan Bambang Eka Wijaya mengomentari buku perjalanan Alzier yang sangat fenomenal karena pemerintahan di era Presiden Megawati Soekarnoputri tidak melantikanya sebagai gubernur Lampung pada tahun 2002.

Pengacara Farhat mengomentari kalau seorang politisi itu siap mati, siap masuk penjara, dan siap berkuasa. "Alzier sebenarnya adalah matahari yang terbit di Lampung. Lampung akan dipimpin gubernur yang sempat tertunda," kata Farhat yang disambut tepuk tangan pengunjung.

Sementara itu, Bupati Lampung Tengah Andy Achmad menyebut Alzier sebagai sosok yang jenius dan pemaaf. "Bersikap spontanitas dan pemaaf. Alzier banyak menolong sehingga disukai banyak orang," kata Andy.

Selain itu, Pemimpin Umum Lampung Post Bambang Eka Wijaya menilai buku itu layak dibaca karena memiliki gaya bahasa yang cukup baik dan tidak kalah dengan buku yang diterbitkan secara nasional.

Bambang mengibaratkan perjalanan hidup dan karier politik Alzier seperti orang memanjat pinang. "Alzier selalu berusaha naik, tetapi merosot. Orang-orang yang di sekitarnya terus menopangnya. Itulah sosok Alzier, memperhitungkan benar apa yang dibutuhkan orang lain," kata Bambang. Dia menyarankan Alzier perlu memperbaiki suratan kaki dan melangkah ke arah yang lebih baik.

Alzier mengatakan buku ini merupakan catatan perjalanan hidupnya mulai kecil hingga menjadi politisi. "Saya bersyukur buku ini menjadi salah satu pengalaman pribadi dan pelajaran yang sangat berharga bagi pendidikan politik di daerah ini," katanya.

Buku setebal 312 halaman itu disusun Himawan Ali Imron, Hasanuddin Z. Arifin, dan Hermansyah. Peluncuran buku yang juga perayaan ulang tahun ke-50 Alzier dihadiri Wakil Ketua DPRD Lampung Gufron Azis Fuadi, anggota Dewan M.C. Iman Santoso, sejumlah politisi partai berlambang pohon beringin dari provinsi, kabupaten/kota se-Lampung.

Acara itu juga diisi pembacaan puisi oleh seniman Isbedy Stiawan Z.S., dan Oyos Saroso juga menampilkan artis Ibu Kota, antara lain Wulan Kwok, Jean Salimar, Angel Lelga, Cut Memey, Dewi Yul, Nia Daniati, Iga Mawarni, Vina Panduwinata, dan MC Olga. n KIS/R-2

Selengkapnya.....

Related Post